Kepada malam..
Tlah ku pahat kegelisahan
ini,.Kegelisahan haram jadah!
Kegelisahan yang tlah berlumut dan
beranak pinak!
Di setiap jengkal belulang ku,juga
peluh babi ku..!
Tertawalah angin..
Tertawalah embun..
Tertawa kan lah si busuk ini
Sampai mulut mu berbusa tujuh
warna..! Aku tak peduli
Toh,si jalang ini tak senista mulut binal
mu yang berserak di pinggir got..
Kepada malam..
Lihat lah kekasih ku..
Beribu tahun jiwa rapuh ini berbaring
di kaki malam..Entah sadar entah
tidak..
Wallahuallam..
Coba jua ku rajut keping keping
keping mawar yang tak kunjung
mekar.Ku jadikan untai tak bermakna
hingga ia padam dan binasa akhir
nya...
Sempat ia bertanya galau pada
ku."kamu kenapa?"
tak ku jawab leguh birahi nya..Karna
mulut mawar ku tlah membatu dan
berlumut
sekian waktu.
Tidak juga saat ku jejal dengan
berpuluh batang rokok sampoerna
mild..
Atau selinting cimeng agar tegar saat
menjamu badai..
Kepada malam..
Salah kah bila jasad ringkih ini
mengangkangi tubuh telanjang mu?
Nista kah bila otak kotor ku
menyambangi pagi jahanam itu..?Dan
salahkah bila ku ingin berenang dan
menghanyut kan diri di laut nanah mu
yang tak bertepi?Demi tuhan!!... Tak
pernah ku tau itu..
Tak pernah ku tau itu kekasih ku..
Tidak juga kau..
Angin malam..
embun-embun..
Apalagi aku..!!
(dari kamar berbelit mimpi, Daik Lingga,05 agustus 2009)
No comments:
Post a Comment